Posted by : gfariprbsya
06 Februari, 2015
MIGRAIN
Pengidap migrain umumnya merasakan sakit kepala hebat di bagian depan atau satu sisi kepala. Beberapa orang hanya sesekali terserang migrain. Bahkan ada yang hanya mengalami migrain satu-dua kali dalam beberapa tahun. Namun ada juga pengidap yang merasakan kondisi ini hingga beberapa kali seminggu.
Penyakit yang umumnya bermula di usia dewasa muda ini lebih sering diidap wanita dibanding pria. Migrain diperkirakan menyerang 1 dari 5 wanita dan 1 dari 15 pria. Menurut hasil penelitian WHO, sekitar 10% dari kasus sakit kepala yang diderita orang dewasa berumur 18-65 tahun disebabkan oleh migrain.
Mengidentifikasi Migrain
Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis migrain. Migrain dapat didiagnosis dengan mengidentifikasi pola sakit kepala yang sesuai dengan gejala pada migrain.
Selain sakit kepala, merasa mual, jauh lebih peka terhadap cahaya dan suara juga menjadi gejala yang dirasakan sebagian orang. Ada beberapa jenis migrain yang perlu Anda kenali, yaitu:
Migrain tanpa aura: sakit kepala migrain yang terjadi tanpa tanda-tanda atau peringatan. Migrain tanpa aura adalah jenis migrain yang paling umum dan dialami sekitar 75 persen pengidap migrain.
Migrain dengan aura: tanda-tanda yang mengawali sakit kepala migrain disebut aura. Tanda-tanda yang dirasakan sebelum terjadi migrain ini umumnya berupa masalah penglihatan (kilatan cahaya pada mata), kekakuan pada leher, pundak, dan anggota tubuh. Migrain dengan aura juga dikenal sebagai migrain klasik. Jenis ini dialami sekitar 20 persen pengidap migrain.
Aura migrain tanpa sakit kepala: migrain terjadi ketika pengidap merasakan aura atau gejala migrain lain, tapi tanpa diiringi sakit kepala.
Waspadai Kondisi Tertentu
Migrain tergolong penyakit yang umum terjadi, sehingga kerap dimaklumi sebagai penyakit yang tidak perlu ditangani secara khusus. Namun sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter jika mengalami serangan migrain lebih dari lima kali dalam sebulan atau jika rasa sakit yang ditimbulkan sudah tidak dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Selain itu Anda perlu waspada karena sakit kepala tertentu dapat merujuk pada penyakit serius lain seperti stroke atau meningitis, dengan gejala sebagai berikut:
Sakit kepala sangat parah yang terjadi secara tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya.
Lengan dan atau satu sisi wajah, atau seluruhnya, terasa lemas atau lumpuh.
Sakit kepala yang bersamaan dengan demam, leher kaku, kebingungan, kejang, penglihatan kabur, dan ruam kulit.
Bicara dan gerak bibir susah dimengerti.
Jika Anda mengalami atau melihat seseorang mengalami gejala di atas, segera bawa ke rumah sakit atau menghubungi ambulans.
Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Migrain
Penyebab migrain masih belum diketahui pasti. Namun beberapa faktor berikut diduga berperan menjadi penyebab:
Faktor hormon. Perubahan hormon menyebabkan beberapa wanita merasakan migrain pada masa menstruasi mereka.
Faktor gen. Sekitar setengah pengidap migrain memiliki kerabat dekat yang juga mengalami migrain.
Perubahan sementara pada zat kimia dalam otak dan pembuluh darahnya.
Konsumsi makanan dan minuman tertentu. Asam amino bernama tiramin yang terkandung dalam produk seperti keju, cokelat, dan alkohol dapat memicu migrain.
Faktor pemicu lainnya seperti stres dan kelelahan bisa memicu migrain pada sebagian pengidap.
Suasana Tenang
Berbaring di dalam kamar gelap sering menjadi solusi yang paling mudah dilakukan ketika migrain menyerang. Penyakit ini sebenarnya tidak dapat disembuhkan, namun adapengobatan yang membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan, yaitu:
Obat-obatan anti-muntah yang digunakan untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
Obat-obatan pereda rasa sakit tanpa resep dokter seperti parasetamol, aspirin,ibuprofen, asetaminofen.
Triptan, yaitu kelompok obat-obatan yang dapat meredam perubahan zat kimia dalam otak yang menjadi penyebab migrain.
Mengenali Pemicu Migrain
Kambuhnya migrain dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut:
Menjalani gaya hidup sehat dengan tidur cukup dan teratur, olahraga teratur, pola makan sehat, batasi konsumsi minuman keras, dan kafein.
Mengenali dan menghindari pemicu migrain seperti kurang istirahat, stress, dan konsumsi makanan serta minuman tertentu.
Menghindari konsumsi obat-obatan tertentu seperti pada wanita yang mengidap migrain saat menstruasi, disarankan untuk menghindari obat-obatan yang mengandung hormon estrogen seperti pil KB.
Mengonsumsi obat-obatan pencegah migrain seperti obat-obatan antikejang (topiramat dan propranolol).
Bagi Penderita Migrain
Migrain dapat berdampak besar bagi hidup pengidapnya. Anda kadang-kadang menjadi tidak bisa beraktivitas secara normal saat terserang penyakit ini. Sebagian orang dalam suatu waktu perlu tetap tinggal di tempat tidur selama beberapa hari saat dan setelah terserang migrain. Meski serangan migrain terkadang dapat memburuk dari waktu ke waktu, namun dalam hitungan tahun, umumnya kondisi pengidap cenderung untuk membaik. Beberapa pengobatan dan metode efektif dapat membantu mencegah migrainsehingga tidak terjadi banyak gangguan dalam hidup pengidapnya.